Sabtu, 27 September 2014

Antara istilah " KRISTAL " dan " Sifat Tembus Cahaya "




Jumlah cahaya yang mampu menembus/melewati batuan mineral menentukantingkat transparansi batuan tersebut.
* Cahaya mampu melewati batuan mineral disebut "transparent" (transparan);
* Cahaya mampu melewati batuan mineral sebagian disebut translucent (tembus keburaman);
* Cahaya tidak mampu untuk menembus batuan mineral disebut "opaque" (tidak tembus sinar).
Batuan mineral jenis tertentu dapat menunjukkan lebih dari satu tingkat transparansi, pada kenyataannya mineral yang paling transparan pun dapat menunjukkan 'tembus sinar sebagian' (translucent). Serat, inklusi dan pengotoran dapat menurunkan transparansi suatu batuan mineral. Banyak diantara batuan mineral menunjukkan beberapa bentuk yang benar-benar bersifat transparan dan disisi lain banyak pula yang benar-benar buram.
Lalu, apa hubungannya dengan penggunaan istilah 'kristal'?
Masyarakat perbatuan kita telah salah kaprah bahwa batuan yang bersifat 'transparent' atau 'translucent' disebut 'kristal'.. penempatan istilah yang cukup fatal antara 'sifat' mineral dan 'bentuk' mineral:
Tabel Sistem Kristal
No | Sistem Kristal | Sudut dan Panjang Sumbu
1 Kubik | a = b = c; α = β = γ = 90°
2 Tetragonal | a = b ≠ c; α = β = γ = 90°
3 Orthorombik | a ≠ b ≠c; α = β = γ = 90°
4 Trigonal | a = b = c; α = β = γ ≠ 90°
5 Hexagonal | a = b ≠c; α = β = 90°; γ = 120°
6 Monoklinik | a ≠ b ≠c; α = γ = 90° ≠ β ≥ 120°
7 Triklinik | a ≠ b ≠c; α ≠ β ≠ γ = 90°
Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi (Vogel, 1979)
Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
mohon dilihat https://en.wikipedia.org/wiki/Crystal untuk versi bahasa Inggris, atauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristal untuk versi bahasa Indonesia.
Jika kita mengacu pada batuan mineral, istilah 'kristal' akan terbagi menjadi dua, yaitu: makrokristalin dan mikro(kripto)kristalin. Untuk batuan mineral yang jelas terlihat dengan mata telanjang 'bentuk' kristal-nya maka disebut makrokristal; untuk melihat bentuk kristal pada mikro atau kripto-kristalin diperlukan mikroskop (misalnya pada jenis chalcedony)..
Jadi kesimpulannya semua batuan mineral 'boleh' dikatakan 'kristal', baik yang tembus sinar (transparent dan translucent) maupun yang tidak tembus sinar (opaque), sebab kita ketahui bahwa batuan mineral biasanya tersusun dari kristal-kristal yang tidak terlihat oleh mata telanjang.
Pada ilustrasi gambar ditunjukkan bentuk makrokristalin (tampak jelas bentuk kristalnya) dari jenis batuan quartz yang ditemukan di salah satu tebing pegunungan di P.Jawa.


galeri kami:

Nur's Silver
XT Square (ex terminal lama umbulharjo)
Blok C1, Lt.1 No.89
Umbulharjo Yogyakarta



============================================================================================

workshop kami:

 Boharen KG III/656 , RT.33 / RW.08 Purbayan, Kotagede, Yogyakarta 55173.


S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar